Selasa, Mei 05, 2009

Bedahulu dalam Kisah dan Tafsir

Beda-Hulu atau Bada-Hulu
Kebanyakan orang Bali, setidaknya mereka yang dekat dengan kisah Bali masa lalu, mendengar kata Bedahulu atau Bedulu tentu akan terbawa pada kisah seorang raja yang memerintah Bali bernama Mayadenawa dengan pusat pemerintahan di seputaran wilayah selatan Pejeng dan timur Goa Gajah. Dalam kisah tentang Mayadenawa ini disebutkan bahwa sang raja amat lalim, memerintah sesuka hati, semena-mena dan yang paling lekat dibenamkan dalam benak kita adalah pelarangan oleh Mayadenawa untuk melakukan ritual agama Hindu. Mayadenawa juga dikisahkan tidak mau tunduk pada konsep penyatuan Nusantara oleh Majaphit sehingga dari sini pula muncul istilah Beda-Hulu yang diartikan sebagai penentangan terhadap Palapa Gajah Mada. Bahkan, pembunuhan karakter bagi sang raja, lebih kasar lagi dengan mengartikan kata Beda-Hulu sebagai wujud fisik sang raja yang berbadan manusia dan berkepala babi.
Kisah Mayadenawa di Bedulu ini tidak saja disuratkan dalam berbagai lembar rontal namun hingga kini kerap disajikan sebagai lakon dalam berbagai pentas kesenian. Topeng, misalnya, paling sering melakonkan tentang kejayaan Dalem (raja Bali era Majapahit) sekaligus meminggirkan keberadaan Mayadenawa yang tentunya berperan besar membangun Bali pada masanya. Alhasil, dibenak anak cucu manusia Bali – dari generasi ke generasi, sosok Mayadenawa dan Bedahulu seolah masa lalu Bali yang gelap gulita dan Majapahit hadir membawa terang.
Tak hanya terkait dengan sisi politik kala itu, sosok Mayadenawa dan Bedahulu digeret pula pada konflik spiritual sehingga Mayadenawa tidak saja ditentang oleh raja tanah Jawa namun dihadapkan pula pada situasi pertentangan dengan para Dewa. Kisah yang melatarbelakangi tukad Pakerisan dan Petanu adalah kesimpulan yang menyudutkan Mayadenawa sebagai figur raja lalim.
Kisah mudah ditulis, lakonpun gampang dipentaskan, namun tinggalan begitu banyak situs purbakala di wilayah juring dataran tinggi Tampak Siring hingga ke dataran Blahbatuh berbicara lain. Pura Tirta Empul, Gunung Kawi, Penataransasih, Kebo Edan, Rejuna Metapa, Gua Gajah, Samuan Tiga, Yeh Pulu, Canggi dan beberapa pura lainnya di kawasan tersebut dengan lugas membuktikan bahwa kawasan Tampak Siring, Pejeng dan Bedahulu (Bedulu) adalah kawasan yang kesehariannya lekat dengan spiritual.
Sebagai wilayah pusat pemerintahan, kala itu, beberapa kalangan menafsir kata Bedulu bukan berasal dari kata Beda Hulu (yang diartikan bertentangan dengan pemimpin) tetapi dari kata Bada Hulu (yang diartikan sebagai tempat teratas atau pusat pemerintahan, bada-tempat, hulu-atas). Entah kata mana yang plesetan dan mana yang benar, kawasan Bedulu memang menyimpan banyak ceritera dan bukti peninggalan masa lalu (pra Majapahit) yang khas dan unik. Bedulu adalah sebuah catatan kebudayaan Bali yang hingga kini masih terjaga dibanding dengan era penerusnya seperti Samprangan, Gelgel dan Semarapura.

8 komentar:

  1. Sejarah perlu ditafsir ulang. Saatnya, generasi yang lahir di Bedahulu mengkonstruksi ulang 'sejarah' yang ditulis mereka yang menang. Bagaimana pun Bedahulu menyimpan kekuatan besar yang menjadi ilham bagi Bali masa kini.

    BalasHapus
  2. wah satu pura dgn blog spesial...komplit skali history nya...

    BalasHapus
  3. Demi kepentingan kekuasaan,banyak sejarah dibelokan demi kepentingan sang pemimpin baru,dasar manusia........Demi sebuah nama biar di kenang..

    BalasHapus
  4. Kayanya mayadenawa itu raja di dalem balingkang deh -_-, raja bedahulu it namanya sri astasura ratna bumi banten. Mereka beda dinasti juga :/ raja bedahulu it kisaran thn 1343 / abad ke 13

    BalasHapus
  5. Raja Mayadenawa adalah raja yg dihormati ,disegani,berkarisma ,sakti sehingga banyak musuh takut akan beliau ,,dan musuh-musuh beliau memfitnahnya (menjelek-jelekannya) . Saya warih ,treh KAYUSELEM (Bali Mula) tau betul tentang Babad tersebut ,,astungkara penglingsir titiang memberi tau tentang hal tersebut. Sebelum pasek,ida bagus apapun itu KAMI lah pertama kali ada di tanah BALI ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semeton bali mula, tyang trah / warih dalem bali bedahulu prabu sri masula masuli mohon info bila ada bukti peninggalan dari kerajaan bali kuno, pasemetonan wawu ke kalih ke panggihin
      1 ring angantiga (i dewa ketut )
      2 ring nongan (i dewa nyoman )
      Tyang kari ngererehin semeton malih kalih, yening wenten gatre dados info ring tityang putramasula@gmail.com suksma.

      Hapus
  6. Jadi ber hati-hati lah kalau mem posting hal yg krusial . Ini blog sama sekali tidak benar . Sastra mana yg mengatakan hal tersebut,,? Jika anda bisa membuktikannya ,buktikanlah !!

    BalasHapus
  7. Badhahulu
    Bukan Bedahulu

    Kata Bedahulu tidak ada dalam Babad apapun


    Sedangkan hata Badhahulu sudah jelas tertulis, seperti dalam Piagem Dukuh Gamongan begitu juga dalam Kitab Nagara Kertagama.

    BalasHapus